Direkrut Ajax pada hari ulang tahunnya yang kedelapan, Javairo Dilrosun sangat menonjol di setiap level umur dan berkesempatan tampil di tingkat internasional saat masih anak sekolah.
Ia menarik perhatian ketika mengenakan jersey oranye dan membuat klub-klub di seluruh Eropa berebutan untuknya, tapi Manchester menjadi pilihan terbaik.
"Bergabung dengan Ajax sangat monumental bagi saya dan orang tua saya," kata Javairo kepada Indonesian.mcfc.com.
"Saya jadi anak emas keluarga!"
"Saya bermain untuk mereka [Ajax] selama delapan tahun dan kemudian bermain bersama skuat Belanda, lalu pemandu bakat City datang menemui saya dan ingin merekrutku.
"Saya mulai berpikir tentang fasilitas baru dan pengalaman yang akan baik bagi saya. Pada akhirnya, itu adalah keputusan yang mudah dan saya bergabung ke City."
Dilrosun beberapa kali masuk kolom gosip surat kabar Inggris tentang spekulasi transfernya.
Namun Javairo, yang percaya diri bicara dalam bahasa Inggris, bertekad untuk mengabaikan spekulasi pers.
Dia tercermin: "Ini sulit karena saya masih muda. Tapi saya tidak tertarik dengan itu secara jujur, jadi saya mencoba untuk tidak membaca banyak."
Salah satu dari dua pemain Belanda yang direkrut City U18 musim panas lalu, hari pertama Javairo di Manchester sedikit ringan karena kehadiran teman lama, Rodney Kongolo, dan keduanya menikmati bermain bersama untuk pertama kalinya di level klub.
"Saya sudah tahu Rodney sejak lama dan sangat bagus ada di klub yang sama dengannya di Inggris," kata Javairo. "Saya sudah kenal dia selama enam tahun karena sering bermain sebagai lawan satu sama lain di Belanda."
Musim pertamanya di Manchester tidak mengecewakan, bahkan ia menampilkan standar yang tinggi. Masih berusia 16 tahun, Javairo sudah memastikan tempat reguler di tim Jason Wilcox, dan juga menarik banyak perhatian dari Patrick Vieira.
Seorang pemain sayap yang memiliki kecepatan, umpan silang berbahaya, dan visi yang tajam untuk bikin gol, pemain muda Belanda ini telah tampil beberapa kali di UEFA Youth League dan duduk di bangku cadangan ketika EDS melawan Benfica.
Sementara ia mengaku bangga atas perkembangannya, Dilrosun memiliki target lebih tinggi --dalam hal tampil dan catatan gol-- di kelompok usia yang lebih tinggi, setelah merasakan sukses di kompetisi Eropa ketika ia merancang gol Thierry Ambrose saat melawan CSKA Moscow.
Kata Dilrosun: "Sangat baik untuk kepercayaan diri saya [bermain di U19] dan baik untuk permainan saya. Tapi sekarang saya ingin bermain lebih lama dan mencetak gol.
"Itu adalah perasaan yang bagus untuk buat assist, saya datang dari bangku cadangan saat melawan CSKA dan kami unggul 3-2. Saya mendapat bola dari Olivier, melewati kiper, dan mengaturnya untuk Thierry."
Javairo senang berada di bawah asuhan Wilcox yang pernah memenangi titel Liga Premier.
"Jason Wilcox adalah pelatih yang baik dan dia banyak membantu saya dalam umpan silang dan pergerakan," katanya.
"Saya suka dengannya. Ini baik untuk saya karena dia dulu juga pemain sayap!"
Walaupun berposisi di sayap, dia selalu tertarik untuk menguji kiper lawan setiap kali ada kesempatan.
Dia menambahkan: "Mencetak gol adalah perasaan terbaik di sepak bola, sangat luar biasa!"