Rekrutan musim panas lalu, Haug ditransfer dari klub Norwegia, Sarpsborg 08, mengaku bahwa seorang kiper punya jiwa yang sedikit berbeda dari yang lain; ada unsur kekuatan yang dominan di lini pertahanan tim.

“Kiper itu sedikit eksentrik -- semua orang bilang begitu,” kata Kjetil kepada Indonesian.mcfc.com.

“Mereka [kiper] bukan orang-orang normal, jadi saya pikir Anda harus sedikit gila!”

“Ini seperti olahraga individual, jika Anda bermain sebagai kiper. Anda hanya berdiri sendiri di belakang, namun Anda masih perlu fokus secara mental.”

Psikologi kiper bisa menjadi studi yang menarik, dimana posisi ini sering ditempatkan di bawah sorotan jika ada kesalahan fatal yang sering disebut ‘blunder’. Mereka juga diharapkan jadi komunikator yang baik, dan yang terpenting, bisa merespon tekanan dengan baik -- tapi di dalam kamus pribadinya, kiper adalah berarti kenikmatan.

Dia berkata: “Ada sedikit tekanan [menjadi kiper] tapi itu hal yang baik! Untuk menjadi kiper Anda harus menikmati tekanan itu dan jika Anda menikmatinya Anda dapat mengubahnya, sehingga tidak ada tekanan -- itu sebuah kenikmatan.

kje

“Ketika Anda bermain, Anda tidak berpikir tentang kesalahan yang dapat menyebabkan gol, Anda hanya memainkan permainan Anda saja. Jika Anda selalu berpikir tentang buat kesalahan, mungkin malah akan kejadian.”

Percaya diri dan pandai bicara, kiper berusia 16 tahun ini bermain sepak bola pertama kali dengan teman masa kecilnya, bermain di sebuah tim yang dibentuk oleh ayahnya, dan tidak sampai benar-benar remaja ia malah bermain secara profesional.

Namun, perkembangan pesatnya memastikan bahwa dalam 18 bulan ia menarik mata para pemandu bakat di seluruh Eropa. Ia diundang ke berbagai percobaan (trial) oleh tidak kurang dari tiga tim Liga Premier, dan keluarganya merasa City telah meyakinkan masa depannya di City Football Academy.

“Pertama-tama saya dipantau oleh Everton, lalu ketika trial di sana, klub-klub lain datang,” jelas Kjetil.

“Saya menjalani masa percobaan di United dan City pada saat yang sama, tapi saya lebih menikmati di sini jadi saya memutuskan City.”

Dia menambahkan: “Saya merasa lebih nyaman di sini dan ini lebih seperti sebuah keluarga. Di klub lain saya lebih gugup, tapi ketika saya datang ke sini semuanya hanya tentang bermain sepak bola dan melakukan apa yang ingin dilakukan.

”Bermain sepak bola di Inggris adalah sesuatu yang spesial, karena di Norwegia, Liga Premier sangat populer. Jadi ini adalah prestasi besar.”

...Kjetil Haug...

 

Membuat langkah ke Inggris di umur yang baru 16 tahun sepertinya terlihat Haug sudah bermain sebagai kiper sejak ia belum bisa jalan, tapi ternyata ia memulai sepak bola sebagai pencetak gol, bukan penjaga gawang.

Ia pertama didorong untuk menjaga gawang ketika berusia sekitaran 11 tahun, dan Kjetil percaya pengalamannya bermain sebagai penyerang telah memperkuat kinerjanya sekarang.

Kata Haug: “Saya mulai bermain sebagai penjaga gawang ketika saya masih 10 tahun atau 11 dan sebelum itu saya bermain sebagai penyerang atau bek tengah. Saya cukup tinggi untuk usia saya, jadi orang-orang berkata kepada saya untuk mencoba menjadi penjaga gawang. Lalu saya menikmatinya dan di sinilah saya sekarang!

kjet

“Saya pikir itu bermanfaat bagi seorang kiper jika pernah bermain di posisi lain, karena Anda tahu lebih banyak tentang apa yang dipikirkan para striker dalam situasi kunci. Bila Anda sedang satu lawan satu dengan striker, Anda tahu lebih banyak tentang apa yang dia lakukan.”

Tampil tujuh kali untuk negaranya di level U16 dan U17, sang kiper pernah melawan Swedia yang diisi rekan setimnya di akademi, Zackarias Faour dalam final U17 Nordic Tournament akhir Agustus lalu.

Hari itu berakhir dengan kekecewaan bagi Haug karena timnya kalah, tetapi dia yakin di masa depan akan ada pengalaman lebih banyak membela negaranya.

“Ini perasaan yang khusus,” ungkapnya. “Sepak bola adalah mimpi saya, jadi memakai kaus itu [timnas] adalah perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Norwegia adalah negara di mana saya tumbuh besar, tempat menonton setiap pertandingan tim nasional.

“Bermain untuk negara dan menjadi bagian darinya adalah menakjubkan.”

Ktejil juga mengaku akan terus belajar dan menjadi kiper kelas atas bagi City –yang dimulai dari sistem akademi dulu.

Dia menyatakan: “Saya menonton setiap kiper di Liga Premier dan La Liga untuk mencoba mempelajari mereka.

“Setiap orang memiliki kelebihan pada suatu hal, jadi jika saya bisa menonton itu semua dari mereka dan mempelajarinya, maka akan bikin saya jadi kiper yang lebih baik.”