Penampilan gemilang wonderkid Turki tersebut membuat publik Belanda dan Turki terpana...

Meledaknya Enes Unal di Twente ‘memaksa’ Goal Indonesia untuk menulis editorial khusus baginya.

Unal sedang menjadi buah bibir publik Belanda maupun Turki. Tak ketinggalan pula fans City, selaku klub induk, memonitor perkembangannya dari pekan ke pekan. Akhir September lalu, Unal menyamai rekor Patrick Kluivert sebagai pemain remaja yang mampu melesakkan enam gol dalam lima laga pertamanya di Eredivisie. Berkat koleksi golnya, striker 19 tahun itu kini memimpin daftar topskor Eredivisie (bersanding dengan striker Feyenoord Rotterdam, Nicolai Jorgensen).

Panggilan memperkuat timnas Turki pun didapat Unal pada jeda internasional pekan ini. Turki akan menghadapi Ukraina dan Islandia pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018. Unal akan menjadi senjata lini depan Turki bersaing dengan Cenk Tosun dan Mevlut Erdinc. Bukan tidak mungkin pelatih Fatih Terim mempercayakan keterampilan teknik yang dimiliki Unal ketika Turki membutuhkan gol.

Perjalanan karier Unal dimulai dari Bursaspor. Namanya menjadi buruan klub top Eropa setelah mengemas 182 gol dalam 110 pertandingan tim junior Bursaspor. Dalam usia 16 tahun, Unal memulai debut profesional di klub kota kelahirannya itu. Sepakbola Turki langsung gempar ketika Unal membobol gawang Galatasaray pada laga debutnya, 25 Agustus 2013 lalu.

Musim panas 2015, City datang mengajukan tawaran €3 juta yang sulit ditampik Bursaspor. Ketika tak banyak pemain muda Turki lain gentar menyambut kesempatan bermain di luar negeri, Unal dengan berani menyongsongnya. Unal pun bergabung ke salah satu klub terkaya di dunia itu dengan kontrak berdurasi empat tahun.

Namun, City tak langsung menjadikannya anggota skuat. Unal “disekolahkan” lebih dahulu ke Genk guna memperoleh pengalaman menit bertanding. Selama enam bulan masa pinjaman, Unal gagal memuaskan staf teknik klub Belgia itu. Hanya satu gol yang mampu dicetaknya dalam 12 penampilan.

“Saya teringat janji yang saya buat kepada Peter Maes, pelatih Genk yang menilai saya takkan berhasil dalam beberapa tahun ke depan. Saat berpisah, saya bilang, ‘Saya akan mengirimkan Anda tiket pertandingan kalau ternyata saya sukses’. Saya kira sudah waktunya saya mengirimkannya,” bilang Unal kepada Voetbal International.

City mengalihkannya ke NAC Breda, yang tengah berjuang promosi ke Eredivisie.

Setengah musim di NAC, Unal tampil 11 kali dan memperoleh kembali performa terbaiknya. Delapan gol dilesakkannya, termasuk sebuah hat-trick. Saat musim berganti, City kembali meminjamkannya ke FC Twente. Situasi negatif yang sedang dialami Twente malah mendongkrak penampilan Unal.

Pada penampilan keduanya bersama Twente, 21 Agustus lalu, Unal mempersembahkan gol perdana. Tidak hanya satu, tetapi sekaligus tiga! Hat-trick diukirnya ke gawang FC Groningen di babak pertama dalam rentang waktu 16 menit saja. Publik Twente pun sadar, sepanjang musim ini mereka bakal disajikan sesuatu yang spesial dari Unal.

“Bagaimana saya akan merayakan penampilan ini? Saya akan pergi bersama pacar dan kemudian kembali berlatih. Saya harap Pep Guardiola menyaksikan gol-gol saya, tapi yang jelas saya harus mencetak lebih banyak gol,” ujarnya kepada Fox Sports saat itu.

“Saya terpuruk setelah periode buruk bersama Genk, tetapi NAC mengembalikan semangat saya,” cerita Unal.

“Ketika Twente membahas transfer, saya langsung antusias. Semua harapan saya terkabul sejauh ini. Apalagi sekarang tidak ada lagi pemain senior yang sinis dan terus-terusan membentak para pemain yang lebih muda.”

Pengidola Zlatan Ibrahimovic dan Hakan Sukur ini jelas mendamba kesempatan tampil bermain untuk Guardiola dan mengenakan seragam City. Namun, dia sadar, tak perlu terburu-buru mewujudkan ambisi itu. Lebih penting, Unal menikmati kehidupan di Belanda.

Satu hal yang pasti untuk saat ini, dengan para pemain muda seperti Unal, Kelechi Iheanacho, Leroy Sane, Marlos Moreno, dan Patrick Roberts, Guardiola memiliki aset yang lebih cukup dalam menyiapkan masa depan Citizens.