Ireland is Superman, Ireland is superman…
Sebuah chant yang terlahir dari momen yang unik lain daripada yang lain, tapi bukan hanya karena itu Stephen Ireland pernah dan masih menjadi salah satu pemain City yang menjadi favorit para fans.
Untuk alasan yang sama, City Studio membuat sebuah dokumenter tentang pria asal Irlandia tersebut yang akan segera tayang di CITY+, dengan judul yang sama pastinya.
CITY+ | SUBSCRIBE TO ACCESS EXCLUSIVE CONTENT
Sambil menunggu peluncurunnya, mari sedikit menghidupkan kembali kisah sang Superman.
SELEBRASI BERBUAH JULUKAN ABADI
Bukan hal aneh jika banyak pemain sepak bola punya cara sendiri bahkan selebrasi khas setiap kali mereka mencetak gol. Namun tak banyak sebuah selebrasi yang menjadi berita besar dan bahkan melegenda!
November 2007, City menjamu Sunderland di Etihad, pertandingan berjalan ketat hingga akhirnya, pemain nomor tujuh City kala itu menjebol gawang tim tamu di menit ke-67.
Ia pun secara sadar menurunkan celana pendeknya untuk merayakan gol kemenangan tersebut dan ‘memamerkan’ celana dalam dengan logo Superman di sana.
Sisanya adalah sejarah….
Menjadi berita dimana-mana, fans memberinya julukan Superman, nyanyian spesial untuknya pun lahir.
Diakui tak semua menyukainya, tapi Ireland merasa tak ada yang disesali,
“Beberapa orang tidak menyetujuinya,”
“Beberapa orang menyebut saya aib, tapi untungnya para penggemar menyukainya dan mulai memanggil saya Superman.
“Saya tidak bisa lebih bahagia karena itu adalah hal yang luar biasa untuk dimiliki bersama para penggemar. Itu di luar mimpi terliar saya.”
DENGARKAN PODCAST RESMI MAN CITY
Tapi kenapa Ireland melakukan itu? Sesederhana diawali candaan ruang ganti…
“Kami sedang melakukan tur pra-musim dan saya mengenakan celana dalam tersebut, tanpa alasan tertentu.
“Para pemain melihatnya dan berkata: ‘Mengapa kamu memakai ini!?’
“Mereka menjadikannya hal penting dengan memutar badan saya dan melihatnya. Kemudian mereka berkata: ‘Jika kamu mencetak gol, kamu harus menunjukkannya’. Saya bilang oke, tapi mereka tidak percaya.
Waktu pun berlalu dan Ireland adalah pria yang memegang kata-katanya.
“Datanglah laga mealawan Sunderland itu dan ketika saya melakukan tendangan voli, saya berbalik dan tidak ada kata bohong, saya pikir, tidak ada harapan di neraka saya melakukan ini.
“Dan kemudian Martin Petrov disana, saya hanya berbalik dan memperlihatkannya. Rasanya seperti saya berdiri di sana selama beberapa menit dan saya berpikir, apa yang telah saya lakukan?
“Para pemain tidak percaya saya telah melakukannya. Saya bukan orang yang suka melucu di ruang ganti. Itu hanya karena para pemain mengatakan saya tidak akan melakukannya.
“Mengingatnya sekarang, saya benar-benar tidak percaya bahwa saya yang ada di foto, saya yang menurunkan celana pendek saya di tengah Etihad.
“Bahkan sekarang, jika saya di pom bensin, saya terkadang mendengar ‘baiklah Superman’ dan itu pasti penggemar City. Sungguh menakjubkan itu teringat begitu lama.”
CINTA YANG DALAM PADA CITY
“Ketika saya mengenakan jersey CIty, saya merasa seperti seorang pahlawan super. Saya merasa seperti sedang mengenakan sesuatu yang menyerupai sesuatu yang besar dan itu memberi saya tujuan yang nyata.”
Itu bisa menggambarkan betapa cintanya ia pada City.
Pemain jebolan akademi ini membela Manchester City selama lima musim, memainkan 176 laga di semua kompetisi dengan total 23 gol.
Dengan perjalanan naik turunnya bersama klub, Ia berhasil tampil memukau di lini tengah City terutama pada musim 2008/2009. Di mana ia mencatatkan 50 penampilan kala itu, tertinggi dalam karirnya, mencetak 13 gol dan 13 assist bersama tim asuhan Mark Hughes.
“Musim itu saya merasa tak terkalahkan. Saya merasa luar biasa di lapangan. Saya mengungguli semua orang dan statistik saya sangat tinggi.”
Berkat kegemilangannya di musim itu, pria 22 tahun berhasil measuk nominasi Pemain Muda Terbaik PFA dan memenangkan penghargaan Pemain Terbaik City Tahun 2009.
Semua itu bukan tanpa perjuangan keras sebelumnya di tengah perubahan besar di klub.
“Saya berlatih sepanjang musim panas dan saya kembali ke pramusim lebih cepat dari jadwal. Saya merasa seperti saya memiliki keunggulan atas orang-orang. Saya lebih bugar, lebih cepat, kuat, dan tangguh secara mental.
“Itu adalah titik dalam karir saya ketika semuanya datang bersamaan.
“Saya bermain dengan kepercayaan diri. Sulit untuk dijelaskan, tetapi ketika saya pergi ke lapangan, tidak peduli siapa yang saya lawan, saya merasa seperti saya akan berlari lebih cepat dan mengalahkan mereka setiap saat.”
Namun, sayangnya ia tidak mempertahankan itu di musim berikutnya dan tak mampu menghindari transfernya ke Aston Villa.
Ireland tidak menyembunyikan betapa sulitnya saat diberitahu bahwa tak masuk skema dan itu menyakitkan, dan hanya penyesalan yang tersisa.
Tetapi City, Klub yang dia sudah bela saat berusia 15 tahun, masih merupakan tempat yang terus dia ingat dengan penuh kasih.
“Saya menghormati klub ini. Saya benar-benar merasa ini adalah klub saya. Ketika saya melihat lencana (logoi di baju) itu memberi saya perasaan secara instan. Sedikit seperti jantungmu berdetak kencang.
“Itu adalah kenangan terindahku dan saat terindahku,”
Film dokumenter CITY+ tentang Stephen Ireland akan tersedia untuk ditonton mulai Kamis 30 Desember, kami kembali ke masa keemasannya, dengan kontribusi dari orang-orang seperti Elano, Nedum Onuoha, Jack Grealish, Esme Morgan dan, tentu saja, Irlandia sendiri.
Tonton trailer di bawah ini.
Berlangganan CITY+ agar Anda dapat menonton produksi City Studios terbaru secara lengkap.
Daftar, Di SINI,