Selalu ada cerita menarik jika berbincang dengan penggemar fanatik Manchester City, termasuk saat id.mancity.com berbincang dengan Muhammad Reza Hassanal yang akan menjadi sorotan serial Cityzens Story kali ini.
DOWNLOAD APLIKASI MAN CITY UNTUK MENGAKSES CITY+ DAN KONTEN EKSKLUSIF LAINNYA
Akrab dipanggil Emre sejak masa sekolah oleh teman-temannya (Singkatan namanya yang ia terima karena melihat sosok Emre Belözoğlu, mantan pemain Inter Milan), bukanlah penikmat atau pemerhati Liga Inggris pada awalnya.
Ia yang menggemari Hernán Crespo, menjadi pendukung Parma di awal ketertarikannya pada sepak bola, namun begitu pria 38 tahun ini mengaku sudah mengetahui City sejak cukup lama bahkan sebelum benar-benar menjadi seorang fans City.
“Dulu mengetahui City ketika Sven-Göran Eriksson yang sempat menjadi pelatih Lazio hijrah menjadi manajer City.”
“Tapi kalau boleh jujur intinya sih waktu itu mendukung semua tim Inggris yang bermain melawan Manchester United!” cerita Emre sambil tertawa.
Namun yang benar-benar membuatnya kepincut akan City adalah permainan cemerlang di musim 2011/12 kala kita menang 6-1 atas United di derbi Manchester.
“Wah, waktu itu benar terkagum, senang sekali melihat Mario Balotelli, David Silva dan juga Sergio Agüero”. Kenang sang penggemar yang akhirnya menjadi tergila-gila pada City sejak saat itu.
Yang unik adalah Ayah dari Emre bernama Arsenal Kahar, ia bercerita Kakeknya adalah penggemar Arsenal pada masanya.
“Iya, Kakek dulu pemain bola juga, berposisi sebagai kiper. Dia kasih nama Ayah Arsenal, tapi tentu itu tidak berpengaruh ke tim favorit pilihan saya.” Ceritanya.
Entah karena unsur Hernán Crespo atau bukan, Sergio Agüero yang berasal dari Argentina menjadi pemain City favoritnya hingga kini. Menurutnya momen 93:20 juga menjadi yang terbaik.
“Mau bagaimana pun selalu merinding setiap kali melihat kembali momen tersebut.”
“Kalau ingat-ingat lagi saat itu saya nonton sendiri di kamar sampai jungkir balik, sempat mematikan TV, gila-lah pokonya.”
Selain sang pencetak gol terbanyak sepanjang masa City yang menjadi favoritnya, Ia pun mengidolakan seorang Paul Dickov.
Karena sejak tertarik pada City, ia sering mencari tahu tentang City, membaca sejarah klub, mengenal para pemain, mantan pemain dan banyak hal lainnya. Ia mengaku Paul Dickov menurutnya adalah salah satu sosok paling keren yang pernah berseragam City.
“Jadi sering melihat video lama City dan permainan Dickov sangat bagus. Tentunya momen gol kemenangan yang membuat City lolos ke Liga Utama di Wembley pada tahun 1999 adalah salah satu yang momen terbaik, mirip momen Aguero juga kan?!” Emre semangat bercerita.
Pria kelahiran Jambi yang berdomisili di Bogor ini juga merupakan seorang kolektor jersey, puluhan jersey City sudah ia kumpulkan. Emre juga yang membuat Grup Kolektor Jersey Manchester City di media sosial Facebook.
Dari soal jersey inilah akhirnya ia memiliki banyak kenalan sesama penggemar City dari seluruh Indonesia.
“Karena hunting jersey City baik saat itu di Kaskus, eBay, CFS (Classic Football Shirts) akhirnya malah mengenal dan mendapat banyak teman yang juga penggemar berat City, termasuk bisa ikut masuk komunitas.”
Soal keberagaman jersey City yang dimiliki tak perlu diragukan lagi, terutama jersey langka dari tahun lama pun diburu olehnya.
“Yang menjadi favorit saya adalah jersey musim 1997/98, entah kenapa suka dengan modelnya, ada yang lengan panjang dan juga pendek.”
“Sayangnya ada satu jersey dari musim tersebut yang belum berhasil saya dapatkan, yaitu jersey ketiganya.”
Saat pemilik akun Instagram @mancityaddict berbicara tentang perburuan jersey, banyak cerita menarik, salah satunya adalah saat ia mengunjungi tempat seorang temannya yang merupakan penggemar band Oasis.
“Di tempatnya ia memajang jersey Away City musim 1990/91, saya hanya berkata dalam hati suatu saat ingin bisa memilikinya. Beberapa tahun berselang teman saya tersebut datang ke saya dan mengajak barter dengan jersey away musim 1993/94 yang saya miliki.”
“Karena saya punya dua (biasanya selalu punya dua set untuk satu jersey), tentu saya tidak menolak!”.
Cerita lainnya adalah saat ia dan temannya mengejar Liam Gallagher yang merupakan penggemar Manchester City sejati di Bandara saat mereka berkunjung ke Jakarta.
“Saat sudah melihat Liam Gallagher, saya hanya cukup mengangkat jersey City yang saya bawa dan tanpa keberatan sekalipun dia langsung menghampiri dan memberi tanda tangan.”
Selain soal jersey, kegilaannya pada City ditunjukkan oleh sebuah kegigihan ketika pada 2016 Ia berhasil berangkat ke Etihad dan menonton langsung pertandingan City setelah mengikuti sebuah kuis yang diadakan salah satu platform berita olahraga digital.
“Wah, waktu itu tantangannya berat sekali. Setiap hari saya harus menjawab pertanyaan yang diberikan di halaman mereka selama hampir empat bulan.” Kenang Emre.
“Setiap 24 jam sekali di waktu yang sama saya harus menjawab kuis online.”
Beruntungnya, ia berhasil terpilih menjadi salah satu pemenang untuk diberangkatkan langsung ke Manchester.
“Pengalaman luar biasa, senang sekali bisa ke Etihad saat itu untuk menonton laga City melawan Arsenal.”
Ditanya soal spot favoritnya di kendang City, Ia menjawab “Tentunya di Tunnel menuju lapangan, waktu itu belum direnovasi sexerti sekarang. Ah, sama satu lagi jembatan legendaris menuju Stadion Etihad!”
DOWNLOAD APLIKASI RESMI MAN CITY
“Waktu itu kalau tidak salah saya duduk di tribun Colin Bell, meski di tribun netral, senang sekali rasanya bisa menonton bersama para penggemar City langsung di Manchester.”
“Tentunya saya selalu punya keinginan kembali ke Etihad suatu saat nanti, tapi yang paling saya niatkan adalah semoga suatu saat nanti bisa nonton final UCL di mana City bermain.”
Well, semoga mimpi (yang menjadi mimpi semua orang) itu bisa terwujud ya!